iklan space 728x90px

4 Jenis Inkontinensia Urine pada Lansia yang Perlu Dikenali


Inkontinensia urine adalah kondisi ketidakmampuan seseorang dalam menahan buang air kecil. Sehingga urine bisa keluar lewat saluran kemih tanpa terkendali. Gangguan berkemih ini bisa mengganggu kualitas hidup Anda jika tidak segera ditangani secara tepat.

Keluarnya urine di luar kehendak ini bisa menimbulkan masalah kesehatan ataupun sosial di kemudian hari. Meskipun inkontinensia urine (IU) bukan suatu kondisi yang mengancam jiwa, tetapi IU bisa memengaruhi kualitas hidup Anda karena memengaruhi interaksi sosial, kesehatan psikologis, hubungan interpersonal, dan aktivitas sehari-hari.

Inkontinensia urine pada lansia sering terjadi, khususnya wanita. Tidak sedikit lansia menganggap bahwa inkontinensia urine adalah bagian dari proses penuaan alami sehingga kebanyakan dari mereka tidak mengunjungi rumah sakit untuk melakukan perawatan atau pengobatan.

Sebenarnya ada beberapa kondisi dimana inkontinensia urine bukan lagi disebabkan oleh proses penuaan namun diakibatkan oleh penyakit tertentu. Infeksi, diabetes, obesitas, ataupun kelainan mental tertentu bisa menimbulkan terjadinya gangguan itu. Dibutuhkan pemeriksaan dokter untuk mengetahui secara pasti penyebab dari timbulnya inkontinensia urine.


Penyebab Inkontinensia Urine

Penyebab inkontinensia urine pada seseorang ada yang bersifat sementara dan menetap. IU yang sifatnya sementara dapat diakibatkan oleh makanan, minuman, dan obat-obatan tertentu yang merangsang kandung kemih dan menambah volume urine. Misalnya makanan yang bersifat asam seperti jeruk, makanan yang banyak menggunakan bumbu dan gula, cabai, cokelat, pemanis buatan, minuman yang mengalami proses karbonasi, kafein, dan alkohol. 

Selain itu, vitamin C dosis tinggi, obat pelemas otot, obat penenang, obat-obatan untuk penyakit hipertensi dan jantung juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami inkontinensia urine. Inkontinensia urine pun bisa dikarenakan oleh kondisi medis seperti konstipasi dan infeksi saluran kencing (ISK). 

Sedangkan inkontinensia urine yang menetap terjadi karena adanya kondisi atau perubahan fisik seseorang seperti gangguan saraf, sumbatan traktus urinarius, riwayat operasi daerah panggul, kanker prostat, pembesaran prostat, operasi pengangkatan rahim, menopause, pertambahan usia, proses persalinan, dan kehamilan.


Jenis-jenis Inkontinensia Urine

Ada 4 jenis inkontinensia urine yang lazim ditemukan di masyarakat:

1. Stress Incontinence (Mengompol saat telah penuh)

Kandung kemih memiliki fungsi untuk menampung urine sampai penuh. Penderita stress incontinencre ini mempunyai otot pengatur proses berkemih yang kondisinya lemah. Sehingga saat telah terisi penuh dan memberikan tekanan pada otot itu maka urine bisa keluar.

Proses ini bisa berlangsung ketika mengangkat beban berat, tertawa, bersin, maupun batuk. Kelainan ini bisa dikarenakan oleh operasi, kehamilan, dan penuaan.

2. Urge Incontinence (Ingin berkemih secara berkala)

Kerap mempunyai keinginan untuk bekemih secara mendadak dan berlangsung pada rentang waktu yang singkat (biasanya kurang dari 30 menit). Kandung kemih belum penuh terisi, tetapi pengidap urge incontinence ingin secepatnya ke toilet.

Hal ini terjadi sebab timbul kontraksi dinding pembuluh darah yang tak teratur sehingga menekan pada urine yang ditampung. Setelah itu pengidap merasakan keinginan untuk berkemih secara mendadak dan mengeluarkan urine dengan volume yang sedikit. Kelainan ini bisa diakibatkan oleh tumor, ketidakstabilan otot dinding pembuluh darah, dan infeksi.

3. Overflow Incontinence (Mengeluarkan urine sedikit dan mendadak)

Pengidap overflow incontinence mempunyai kendala dalam hal mengeluarkan urine. Urine yang ada pada kandung kemih akan terus menumpuk dan cuma bisa keluar ketika tekenannya sudah tinggi sekali.

Urine yang bisa keluar pun cuma sedikit, tetapi terjadi secara mendadak. Jenis ini lebih banyak berlangsung pada laki-laki daripada perempuan. Kelainan ini bisa diakibatkan oleh kerusakan saraf, tumor, pembesaran prostat atau batu kandung kemih.

4. Mixed incontinence (Berbagai jenis inkontinensia urine)

Pengidap mengalami lebih dari satu jenis inkontinensia urine, misalnya ada urge incontinence dan stress incontinence secara bersamaan.

Hal ini bisa dikarenakan oleh beragam jenis faktor, salah satu diantaranya adalah pengidap mengalami kandung kemih yang overaktif ditambah lagi dengan timbulnya kelainan ketika penutupan saluran kandung kemih. 

Demikianlah informasi yang kali ini dapat disampaikan mengenai inkontinensia urine pada lansia, semoga bisa bermanfaat.


Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Tidak ada komentar untuk "4 Jenis Inkontinensia Urine pada Lansia yang Perlu Dikenali"