Cara Ikhlas Menghadapi Efek Samping Kemoterapi
Mari-Sehat.com - "Kemudian, keadaan orang-orang yang beriman selalu saling nasihat menasihati dalam kesabaran dan saling nasihat menasihati dalam kasih sayang" (Q.S. Al-Balad 17)
Sejak ditegakkan diagnosis kanker, seorang pasien menghadapi serangkaian tindakan pengobatan yang semua bukan merupakan tindakan yang mudah untuk dilalui. Beberapa pilihan pengobatan untuk kanker adalah tindakan bedah, kemoterapi, dan radioterapi. Tergantung dari jenis, stadium, dan keadaan pasien. Ketiga jenis pengobatan itu dapat dilakukan secara kombinasi ketiga-tiganya, dua dari tiga, atau salah satunya.
Kemoterapi adalah satu jenis pengobatan kanker yang cukup banyak dilakukan karena relatif lebih mudah dan lebih banyak tersedia dibandingkan dengan dua jenis tindakan yang lain. Kemoterapi adalah memberikan obat-obatan yang dapat menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker. Pada akhirnya sel-sel kanker jumlahnya semakin sedikit dan dapat dihilangkan.
Sel-sel kanker mempunyai sifat yang khas, yaitu pertumbuhan yang sangat cepat dan tak terkendali. Akibatnya, akan mengganggu sel-sel sehat di sekelilingnya. Karena ukurannya yang semakin besar menyebabkan gangguan fungsi organ, tempat sel-sel kanker itu tumbuh. Sel-sel kanker dapat menyebar baik ke daerah yang dekat dengan tempat pertumbuhan awal sel-sel kanker maupun ke daerah yang jauh. Penyebaran sel-sel kanker ke daerah yang jauh atau disebut metastasis menyebabkan gejala-gejala tambahan yang lain tergantung tempat sel-sel kanker tadi singgah.
Obat-obatan kemoterapi umumnya diberikan dengan cara disuntikkan ke dalam pembuluh darah. Ada yang disuntikkan langsung ke daerah yang mengalami kanker. Ada yang berbentuk pil sehingga dapat diminum dan ada juga yang berbentuk krim yang dioleskan. Pada pemberian ke dalam pembuluh darah dan diminum, pengaruh obat-obatan kemoterapi tidak hanya kepada sel kanker, tetapi juga berpengaruh terhadap sel-sel normal yang memiliki sifat pertumbuhan yang cepat seperti sel-sel darah, sel-sel organ saluran pencernaan, sel-sel telur, dan sel-sel rambut.
Prosedur kemoterapi umumnya tidak dilakukan satu kali, tetapi berulang-ulang dengan interval waktu tertentu. Adanya interval waktu antara pemberian kemoterapi satu dengan yang lainnya dimaksudkan agar sel-sel yang sehat dan terdampak oleh obat-obatan kemoterapi dapat mengalami pemulihan terlebih dahulu.
Menghadapi pengobatan kemoterapi, pasien biasanya dihantui oleh kecemasan akan ketidaknyamanan yang akan dihadapi. Efek samping kemoterapi terdiri atas efek samping jangka pendek yang dirasakan segera saat menjalani kemoterapi, dan efek samping jangka panjang. Efek samping langsung, misalnya, disebabkan bocornya obat kemoterapi ke dalam jaringan sekitar pembuluh darah yang biasanya menyebabkan reaksi radang yang hebat.
Efek samping jangka pendek lain adalah mual, muntah, diare, sariawan, sulit buang air besar, selera makan berkurang, rambut rontok, demam, nyeri, dan mudah memar. Efek samping jangka panjang dapat berupa gangguan jantung, ginjal, paru, syaraf, infertilitas, dan mungkin juga menyebabkan kanker sekunder.
Berat dan ringannya efek samping dapat berbeda-beda antara satu pasien dengan pasien lain, tergantung keadaan pasien, usia, berat ringannya kanker, dan jenis obat-obatan yang digunakan. Obat-obatan biasanya tidak hanya satu tetapi berupa kombinasi dua, tiga, hingga empat obat Kombinasi obat-obatan itu disebut regimen kemoterapi. Kombinasi obat di dalam satu jenis kemoterapi dengan maksud meminimalisasi efek samping dan meningkatkan efek terhadap sel kanker dengan bekerja melalui berbagai mekanisme.Tersedia berbagai jenis obat yang bekerja sangat spesifik terhadap sel kanker sehingga dosis dan jumlah obat dapat diminimalisasi, walaupun harganya cukup mahal.
Ketika menetapkan jenis kemoterapi bagi pasiennya, dokter harus melakukan pencegahan terhadap efek samping dengan memberikan obat-obatan. Tindakan itu disebut premedikasi. Obat-obatan antimual diberikan kepada pasien untuk mengurangi mual. Namun, tetap saja pasien sering merasa mual sehingga tidak dapat makan. Pengaruh obat-obatan kemoterapi terhadap sel-sel darah menyebabkan tertekannya pertumbuhan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Penurunan sel-sel darah ini biasanya mencapai pun-caknya dua minggu setelah kemoterapi sehingga pasien yang menjalani kemoterapi sebaiknya menghindari terjadinya infeksi dengan menghindari kontak dengan pasien yang terinfeksi, karena jumlah sel darah putih yang menurun menyebabkan daya tahan tubuh rendah.
Segala macam efek samping yang dialami pasien sebaiknya dihadapi dengan keikhlasan yang tinggi. Pengobatan dengan kemoterapi adalah pilihan ikhtiar bagi seseorang untuk menentukan jalan hidupnya. Kesempatan untuk sembuh menjadi terbuka walaupun tidak ada jaminan kesempatannya terbuka 100%.
Kesungguhan untuk berjuang termasuk untuk mengubah keadaan dari sebuah penyakit kepada kesembuhan adalah suatu ibadah yang dinilai oleh Allah swt. Kesabaran menjalani proses yang berat hanya dapat ditempuh dengan kekuatan keikhlasan yang baik.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw menyampaikan kekaguman atas sikap orang yang beriman yang apabila diberikan kenikmatan maka mereka akan bersyukur dan apabila mereka ditimpa musibah maka mereka akan bersabar, kedua-duanya memberikan kebaikan bagi mereka. Kalaulah sekiranya hasil dari kemoterapi yang dijalani tidak sesuai dengan yang diharapkan maka yakinilah bahwa nilai perjuangan, kesabaran, dan keikhlasan pasien memiliki nilai yang tinggi di hadapan Allah swt.
Selain kesiapan pasien secara spiritual, keluarga dan kerabat juga harus memberikan dukungan maksimal terhadap pasien. Kasih sayang yang tinggi dari keluarga dan kerabat akan mengurangi ketidaknyamanan pasien. Menghibur pasien, meringankan penderitaannya, juga merupakan ibadah, seperti disampaikan oleh Rasulullah Saw, "Sebaik-baiknya amal saleh adalah engkau memberikan kegembiraan kepada saudaramu yang beriman." Suasana yang nyaman dan aman perlu diciptakan untuk mencapai hasil pengobatan yang optimal bagi pasien.
Tidak ada komentar untuk "Cara Ikhlas Menghadapi Efek Samping Kemoterapi"
Posting Komentar