iklan space 728x90px

Tips Pengelolaan Obat di Rumah yang Baik

Sakit adalah salah satu ujian yang diberikan Allah swt kepada kita sebagai hamba-Nya. Respons kita ketika menghadapi ujian sakit adalah berikhtiar (berusaha) untuk mendapatkan kesembuhan. Setelah kita berikhtiar dengan baik kita serahkan (bertawakal) kepada Allah swt atas hasil apa pun yang akan kita peroleh. Ketika sembuh sempurna kita bersyukur. Ketika sembuh tetapi belum sempurna kita bersabar. Kalaupun akhimya kita meninggal dunia, kita meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah. Dengan demikian, ujian yang Allah berikan kepada kita selalu membawa kita pada kebaikan.

Dalam proses ikhtiar mendapatkan kesembuhan, obat adalah salah satu komponen yang menjadi sarana kesembuhan. Setelah memeriksa kondisi sakit kita, dokter akan meresepkan obat sebagai terapi untuk mendapatkan kesembuhan.

Dalam dunia farmasi ada ungkapan, "Segala sesuatu itu racun dan segala sesuatu itu bermanfaat jika sesuai takaran/dosisnya". Misal nasi, jika kita makan melebihi takaran wajar maka tidak akan membawa kebaikan bahkan akan membawa keburukan pada tubuh kita. Jika nasi saja bisa membawa keburukan bila tidak sesuai dengan takaran, apalagi obat.

Dalam konsep Islam, ibadah itu bisa diterima sebagai pahala di sisi Allah swt jika memenuhi dua syarat, yaitu dilakukan dengan ikhlas dan dilakukan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan. Dalam proses ikhtiar kesembuhan pun demikian, niat yang baik untuk mendapatkan kesembuhan harus disertai oleh cara-cara yang baik.

Cara yang baik untuk menggunakan obat sebagai ikhtiar kesembuhan terangkum dalam program pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, yaitu DaGuSiBu. DaGuSiBu adalah akronim dari rangkaian kata Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang.

Dapatkan
Dapatkan berarti kita harus mendapatkan obat di tempat yang benar, yaitu tempat yang telah memiliki legalitas seperti rumah sakit, apotek, toko obat berizin, dan apotek klinik. Dengan mendapatkan obat dari tempat yang memiliki legalitas, kita akan mendapatkan obat dengan kualitas yang baik dan terhindar dari obat palsu. Misalnya jika anda ingin mengatasi masalah tukak lambung, maka belilah obatnya di toko-toko obat atau apotik yang menjual cytotec.

Obat yang masuk dalam kategori obat keras hanya didapatkan dengan resep dokter, sedangkan obat golongan bebas dan bebas terbatas bisa didapatkan dengan konsultasi kepada apoteker.

Gunakan
Penggunaan obat harus sesuai dengan aturan pakai, jangan melebihi atau kurang dari dosis yang diberikan. Dosis obat tergambar pada aturan minum yang tertera pada etiket obat. Misalnya, sehari 3 x 1 tablet yang artinya obat diminum secara teratur sehari 3 kali (pagi, siang, malam) dan sekali minum cukup 1 tablet.

Obat dalam bentuk cairan, umumnya dosis yang tertulis pada etiket dalam satuan cc atau mililiter (ml), terkadang dalam bentuk keterangan sendok, misalnya sedok teh atau sendok makan. Jika pada etiket obat tertulis 1 sendok teh berarti setara dengan 5 ml. Jika tertulis 1 sendok makan berarti setara dengan 15 ml.

Selain tepat dosis, obat harus diminum dengan cara yang tepat. Ada obat yang diminum langsung, ada yang harus dilarutkan, ada yang harus dikunyah, ada yang dihirup, dll. Pastikan baca cara pakai pada etiket obat dan konsultasikan dengan apoteker jika belum paham cara menggunakan obat.

Sebelum meminum obat, pastikan obat dalam kondisi baik dan belum melewati tanggal kedaluwarsanya. Jangan gunakan obat jika warna, aroma, dan bentuknya mengalami perubahan dari keadaan semula saat diterima.

Sertakan doa ketika minum obat. Niatkan minum obat sebagai sarana ikhtiar sedangkan kesembuhan hanya atas kehendak Allah swt, seperti firman-Nya dalam Q.S. Asy-Syu’ara ayat 80 yang berbunyi, "Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.”

Simpan
Obat disimpan sesuai keterangan yang tertera pada kemasan. Pada umumnya obat disimpan di ruang sejuk, yaitu suhu antara 15-25 derajat Celsius, tidak terkena sinar matahari langsung, tidak lembap, serta jauh dari jangkauan anak-anak.

Obat sebagai zat kimia sangat sensitif terhadap suhu, cahaya, dan kelembapan sehingga jika disimpan pada kondisi yang tidak sesuai, zat obat akan rusak terurai sehingga kualitasnya menurun bahkan bisa menimbulkan bahaya jika dikonsumsi.

Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak untuk tujuan keamanan karena anak-anak belum paham dan sering kali memasukkan benda ke dalam mulutaya. Jika di rumah terdapat kotak obat, masukkan obat ke dalamnya dan tutup dengan rapat.

Obat harus disimpan dengan etiket lengkap dan diperiksa secara rutin kondisi fisik serta tanggal kedaluwarsanya. Buang obat yang telah rusak dan/atau telah melewati tanggal kedaluwarsanya.

Buang
Membuang obat tidak boleh sembarangan dan harus mengikuti prosedur yang aman sehingga aman bagi lingkungan dan aman dari penyalahgunaan. Pembuangan obat bisa mengikuti prosedur berikut:
  1. Pisahkan isi obat dari kemasan.
  2. Hilangkan semua label, etiket, dan tutup dari wadah obat. Buang secara terpisah.
  3. Untuk kapsul, tablet, atau bentuk padat lain, hancurkan terlebih dahulu dan campur obat tersebut dengan tanah atau bahan kotor lainnya.
  4. Untuk obat dalam bentuk cairan selain antibiotik, buang isinya ke kloset. Untuk antibiotik, buang isi bersama wadahnya ke tempat sampah.
  5. Untuk dus obat atau blister/setrip pembungkus obat, buang setelah dihancurkan dan dibungkus terlebih dahulu.
Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Tidak ada komentar untuk "Tips Pengelolaan Obat di Rumah yang Baik"