iklan space 728x90px

Film Garuda 19, Perjalanan Tim Sepak Bola U-19

Sosok Indra Sjafri sebagai pelatih sepak bola Timnas Indonesia U-19 mencuat ketika dia berhasil membawa timnya menjadi juara Piala AFF 2013 lalu. Tak ada yang menyangka, di tengah karut-marutnya sepak bola Indonesia, Indra sukses membentuk tim U-19 melalui pencarian pemain muda di sejumlah daerah di Indonesia. Harus diakui, regenerasi pemain sepak bola di Indonesia tak berjalan baik. Indra akhirnya blusukan mencari pemain sepak bola berpotensi yang bisa mengharumkan nama Indonesia. Tujuan dia, membawa Indonesia berlaga di ajang Piala Dunia.

Kisah Indra Sjafri yang menginspirasi ini membuat Mizan Production dan Bogalakon Pictures akhirnya membuat film "Garuda 19" yang mulai tayang 9 Oktober 2014 lalu di sejumlah bioskop di Indonesia. Sebuah film tentang mimpi, harapan, dan kebanggaan terhadap Timnas Indonesia. Diadaptasi dari buku Semangat Membatu karya Rudi Gunawan, sutradara sekaligus penulis skenario Andibachtiar Yusuf mengadaptasi isi buku itu ke layar lebar.

Mengambil lokasi shooting di lima kota, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Solo, Konawe Selatan, dan Alor, film "Garuda 19" berupaya mewujudkan senyata mungkin kisah perjalanan Indra Sjafri membentuk Timnas Indonesia U-19. Di film berdurasi 110 menit itu, penonton bisa melihat proses ditemukannya para bintang lapangan seperti Sahrul Kurniawan, Yabes Roni, dan Evan Dimas.

Kekuatan akting para aktor di film "Garuda 19" patut diacungi jempol. Karakter penokohan yang kuat menjadi kekuatan film ini. Sutradara Andibachtiar agaknya perlu bekerja ekstra untuk menghadirkan sesuatu yang lain dari cerita panjang Timnas Indonesia U-19. Salah satunya dengan menghadirkan ensambel pemain yang mumpuni. Sebagai Indra Sjafri ada Mathias Muchus yang bermain brilian. Kendati secara fisik kurang mirip, tetapi gaya bicara serta gestur tubuh Muchus sukses mewujudkan Indra Sjafri ke layar lebar. 

Selain Muchus, ada sejumlah aktor muda yang kebagian peran menjadi para pemain sepak bola. Aktor Rendy Ahmad didaulat menjadi Sahrul Kurniawan. Selain itu ada Yusuf Mahardika yang memerankan Evan Dimas, Beta Sumarlin sebagai Yabes Roni, dan Gaza Zubizaretta menjadi Yazid yang gagal lulus menjadi pemain Timnas U-19 karena cedera. Sifat film yang kolosal dan membutuhkan banyak pemain membuat Andibachtiar menyiasati dengan melibatkan sejumlah pemain lokal di lima lokasi shooting.

Andibachtiar menambahkan footage gambar dari kejadian sebenarnya untuk menghadirkan film yang detail dan masuk logika penonton. Salah satu contohnya, adegan ribuan penonton yang memadati Stadion Gelora Bung Karno. Dengan gambar yang detail, serta dramatisasi cerita yang pas, film "Garuda 19" berhasil mengaduk-aduk emosi penonton. Tak berlebihan juga rasanya jika di beberapa adegan saat Timnas U-19 sukses mencetak gol, penonton film ini akan bangkit dari kursi untuk turut berteriak senang memberi semangat.

Harapan baru
Film "Garuda 19" dibuka dengan adegan saat Timnas U-19 memenangi drama adu penalti saat berlaga di Sidoarjo, tahun 2013. Dari situ alur film mundur saat Indra dan tim asisten pelatih mencari pemain untuk memperkuat Timnas U-19. Latar belakang cerita tiga tokoh inti, yaitu Sahrul Kurniawan, Yabes, dan Yazid pun dihadirkan. Di bagian ini, pemandangan Indonesia yang indah di Pulau Alor dan Konawe Selatan memanjakan mata. Jalan hidup mempertemukan Indra dengan tiga pemain berbakat itu.

Selanjutnya, penonton disuguhi sejumlah adegan latihan dan lika-liku Indra melatih timnya. Banyak pihak yang tak memercayai dan mendukung Indra, tetapi Indra dan anak-anak latihnya tidak patah semangat. Doktrin Indra yang menyuntikkan keyakinan kalau mereka bisa sampai di Piala Dunia dikobarkan sejak Timnas U-19 terbentuk.

Puncaknya ketika akhirnya mereka meraih gelar juara AFF 2013. Timnas Indonesia U-19 era Evan Dimas dkk. menjadi harapan baru sepak bola Indonesia. Film "Garuda 19" ditutup dengan manis, sebuah kemenangan yang mengawali perjalanan panjang dan sejumlah pekerjaan rumah untuk tetap menghidupkan sepak bola Indonesia.

Semoga kejayaan Timnas Indonesia tak hanya sekadar di film. [Windy Eka Pramudya/PRM]

Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.

Tidak ada komentar untuk "Film Garuda 19, Perjalanan Tim Sepak Bola U-19"